
lacocinadeauro.com – 13 Kasus Mandek, Komnas HAM Desak Kejagung Bergerak Cepat. Kasus hukum yang ngegantung itu rasanya kayak game yang stuck di loading lama banget. Sudah lama, tapi tak ada tanda-tanda bakal lanjut. Nah, ini nih yang bikin Komnas HAM gerah banget. Ada 13 kasus penting yang sampai sekarang malah nggak ada perkembangan berarti. Padahal, banyak yang sudah berharap cepat tuntas supaya keadilan bisa jalan. Kalau di biarkan berlarut-larut, bukan cuma bikin masyarakat kecewa, tapi juga bikin kepercayaan publik ke penegak hukum ikut anjlok. Apalagi Kejaksaan Agung sebagai lembaga utama penuntut umum punya peran besar untuk ngegas proses ini.
Komnas HAM: Jangan Sampai Kasus Mandek Jadi Drama Panjang
Waktu itu, Komnas HAM sudah menyuarakan supaya Kejaksaan Agung serius ngurusin kasus-kasus ini. Tapi kenyataannya, beberapa kasus malah seperti stuck di tempat yang sama. Padahal, ada tanda-tanda kalau ini bukan cuma soal lambatnya proses, tapi juga masalah teknis dan administratif yang harus di selesaikan cepat.
Kalau Kejagung cuma jalan di tempat, bukan nggak mungkin situasi ini bakal jadi drama panjang yang bikin semua pihak capek sendiri. Komnas HAM terus dorong supaya Kejagung gak cuma jadi penonton tapi harus jadi pemain utama yang ngasih solusi dan hasil nyata.
Kasus Mandek Bukan Cuma Soal Angka, Tapi Soal Rasa
Nggak cuma angka 13 kasus itu yang bikin pusing, tapi yang lebih penting adalah gimana rasa keadilan buat masyarakat yang merasa di rugikan bisa di tegakkan. Ketika proses hukum terhambat, rasa frustasi pasti makin jadi-jadi. Apalagi kalau masyarakat lihat ada kesan main lambat yang nggak jelas ujungnya.
Komnas HAM mengingatkan, keadilan itu harusnya bukan cuma jargon, tapi harus di rasakan secara nyata. Maka dari itu, desakan supaya Kejagung segera bertindak bukan tanpa alasan, tapi demi menjaga kepercayaan publik tetap utuh.
Dari Komnas HAM ke Kejagung: Saatnya Bergerak Serius
Komnas HAM sudah melayangkan berbagai upaya buat ngedorong Kejagung supaya cepat bergerak. Tentu saja ini bukan cuma soal tekanan, tapi lebih ke ajakan buat saling kerja bareng supaya kasus-kasus yang mandek ini bisa di percepat penyelesaiannya. Kalau Kejagung tanggap, berarti sudah saatnya proses hukum yang sebelumnya macet mulai menunjukkan taji. Komnas HAM yakin dengan langkah cepat dan tepat, semua bakal lebih terang dan jelas.
Pengaruh Kasus Mandek pada Publik dan Penegakan Hukum
Buat masyarakat umum, kasus yang berlarut-larut itu ibarat sirine yang bunyinya terus-terusan tapi nggak ada aksi. Ini bikin rasa percaya masyarakat ke institusi penegak hukum makin terkikis. Komnas HAM nggak mau situasi kayak gini berlarut, karena ini bukan cuma soal kasus tertentu tapi juga soal citra hukum secara keseluruhan.
Kalau terus di biarkan tanpa ada penyelesaian, bisa-bisa masyarakat malah apatis dan cuek sama proses hukum. Padahal, hukum harusnya jadi benteng buat melindungi dan menegakkan keadilan, bukan malah jadi labirin tanpa ujung.
Dorongan Komnas HAM Jadi Alarm Buat Kejagung
Komnas HAM ibarat alarm yang nyaring banget bunyinya buat Kejagung. Alarm ini ngasih sinyal kalau ada yang nggak beres dan harus segera di perbaiki. Mandeknya kasus ini jelas bukan hal yang biasa. Karena itu, Komnas HAM berani mendorong Kejagung supaya nggak cuma janji tapi benar-benar ngasih bukti nyata. Kalau sampai nggak ada langkah konkret, bukan nggak mungkin desakan ini bakal jadi semakin keras dan publik makin gak sabar.
Harapan dari Proses yang Lancar dan Cepat
Masyarakat, Komnas HAM, dan tentu saja semua pihak yang terlibat punya harapan sama: supaya kasus-kasus ini nggak berlarut-larut dan keadilan segera terwujud. Proses yang lancar dan cepat tentu aja bikin semua pihak adem. Ini juga bakal ngasih efek positif buat citra Kejagung sebagai lembaga yang benar-benar bisa di andalkan. Kalau sudah begini, jangan heran kalau kepercayaan publik malah naik dan kasus mandek jadi cerita masa lalu yang nggak perlu di ulang lagi.
Kesimpulan
Situasi sekarang nggak boleh di biarkan berlarut-larut. Komnas HAM sudah berulang kali ngasih kode dan desakan supaya Kejaksaan Agung serius ngebut urus 13 kasus yang mandek. Waktunya berhenti main drama dan mulai aksi nyata. Kalau Kejagung berhasil gerak cepat, bukan cuma kepercayaan publik yang kembali, tapi juga wibawa hukum itu sendiri. Jadi, semua pihak harus sama-sama dorong supaya ini bukan cuma omong kosong. Kasus mandek harus jadi sejarah dan keadilan harus menang tanpa banyak penundaan.